Asal Muasal Penciptaan JIN
Kalau kita membahas tentang Mahluk Jin di Dunia ini, akan banyak pendapat membahas tentang hal ini, Dikutip dari Buku Ruqyah : Jin, Sihir, & Terapinya, Penyusunnya Syaikh Wahid Abdussalam Bali, Tahun 2014, kita akan mengetahui tentang hal berkaitan bangsa Jin dalam sisi Syari’at.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ﷺ yang secara pasti dan akurat menunjukkan bahwa bangsa jin diciptakan dari api. Allah berfirman:
وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍ
“Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: ayat 15).
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, maksud “dari nyala api” pada ayat di atas adalah “dari nyala api yang murni”. Dalam riwayat lain. Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, maksudnya adalah dari ujung jilatannya. (Tafsir Ibnu Katsir: (4/271)
Allah berfirman lagi:
وَالْجَآنَّ خَلَقْنَٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُومِ
“Dan Kami telah menciptakan para jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: ayat 27).
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Allah berfirman, Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) saat Aku menyuruhmu?’ Iblis berkata, ‘Aku lebih baik darinya (Adam), Engkau menciptakan aku dari api sementara Engkau menciptakannya dari tanah liat.” (QS. Al-A’râf: ayat 12).
Bila ada orang masih menyanggah, “Bagaimana Anda bisa menjadikan perkataan iblis sebagai dalil?” Bukankah dia adalah pendusta?” Jawabnya, “Sesungguhnya yang menjadi dalil bukan terletak pada perkataan Iblis itu sendiri, tetapi pada penetapan Allah kepadanya akan hal itu. Sebab, Allah tidak akan menetapkan sesuatu yang batil.”
Imam Muslim dan Ahmad meriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah yang berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Para malaikat diciptakan dari cahaya; bangsa jin diciptakan dari nyala api; dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah digambarkan kepada kalian (tanah liat).” (HR. Imam Muslim: (18/123- Syarh An-Nawawi)
Jin Dapat Mengubah dan Menyerupakan Diri Dengan Sesuatu
Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah ﷺ pernah menyuruh saya untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan. Tiba tiba datanglah sesosok makhluk, lalu la mengambil makanan (tanpa meminta izin). Kemudian aku memegangnya dan bersumpah atas nama Allah, bahwa saya akan menyerahkannya kepada Rasulullah ﷺ . Dia berkata. ‘Sesungguhnya saya sangat membutuhkan makanan ini dan saya mempunyai keluarga, selain itu saat ini saya benar-benar sangat membutuhkan’. Saya pun melepaskannya, dan pada pagi harinya. Rasulullah ﷺ berkata kepada saya. “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu tadi malam ? Saya jawab, Wahai Rasulullah, ia mengadukan tentang kebutuhannya yang sangat mendesak, dan bahwa dia mempunyai keluarga. Karenanya saya merasa iba dan kasihan kepada-nya, lalu kulepaskan ia. Beliau berkata, “Makhluk itu telah mendustaimu. Dia akan kembali lagi. Saya pun mengetahui bahwa dia akan kembali, karena Rasulullah ﷺ telah mengatakan bahwa dia akan kembali.
Maka, pada malam harinya, saya mengintainya, diapun datang lagi dan mencuri makanan. Lalu saya tangkap la dan kuancam lagi, bahwa saya akan menyerahkannya kepada Rasulullah ﷺ. Dia berkata, ‘Lepaskanlah saya, saya dalam keadaan membutuhkan, sedangkan saya mempunyai keluarga. Saya berjanji tidak akan kembali lagi. Saya pun merasa iba dan kasihan kepadanya hingga saya melepaskannya.
Pada pagi harinya, Rasulullah ﷺ berkata kepada saya, ‘Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu tadi malam?’ Saya menjawab, behwa, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak, dan dia mempunyai keluarga. Karenanya saya merasa iba dan kasihan kepadanya, saya pun kembali melepaskannya. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya dia telah mendustaimu. Dia akan kembali lagi.”
Malam harinya, saya mengintainya untuk ketiga kalinya. Dia datang dan kembali mencuri makanan. Lalu saya menangkap dan mengancamnya, bahwa dia benar-benar akan saya serahkan kepada Rasulullah ﷺ. Saya bertekad bahwa ini yang terakhir baginya, karena kemarin dia berjanji tidak akan kembali, tapi ternyata dia kembali lagi. Kali ini dia berkata, ‘Lepaskanlah saya, saya akan mengajarkan beberapa kalimat (doa), semoga Allah memberikan manfaat untukmu dengan kalimat ini.’
Aku pun menanyakan tentang doa itu, Dia berkata, “Jika kamu berbaring di kasur, bacalah ayat Kursi :
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَٰوَاتِ
وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا
خَلْقَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَٰوَٰتِ
وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا یَعُدُهُ، حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqarah: ayat 255).
Sebab dengan begitu, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi harinya,” Maka, saya pun melepaskannya.
Pada pagi harinya, Rasulullah ﷺ bertanya kepada saya, ‘Apa yang dilakukan tawananmu tadi malam wahai Abu Hurairah?’ Saya menjawab, bahwa dia telah mengajari sebuah doa yang bisa dapat mendatangkan manfaat bagi saya, maka kulepaskan ia’. Beliau bertanya, ‘Doa apa itu?’ Saya menjawab, bahwa ia mengatakan kepada saya, ‘Jika kamu hendak berbaring (tidur) di atas pembaringanmu, bacalah ayat kursi secara lengkap, dia juga mengatakan bahwa Allah akan memelihara saya dan setan tidak akan mendekati saya hingga pagi harinya-sedangkan para sahabat adalah orang-orang yang antusias untuk melakukan amal kebaikan.
Maka Nabi Muhammad bersabda, ‘Makhluk itu telah berkata benar kepadamu, padahal sebenarnya ia adalah si pendusta. Wahai Abu Hurairah, tahukah kamu siapa yang kamu ajak bicara sejak tiga hari yang lalu itu? Saya menjawab, “Tidak.” Beliau berkata, “Ia adalah setan (jin kafir)” (HR. Bukhari dengan ta’liq).
Setan-Setan Mencuri dengar Berita-Berita Langit
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ memberitahukan kepada saya bahwa pada suatu malam ketika mereka sedang duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ tiba-tiba terlihat bintang jatuh yang menimbulkan seberkas sinar. Maka Rasulullah ﷺ bertanya kepada mereka :
‘Apa yang kalian katakan tentang bintang jatuh pada masa jahiliyyah? Mereka berkata, “Kami berkata, ‘Berarti pada malam ini, ada seorang lelaki yang agung telah lahir, dan ada seorang lelaki yang mulia meninggal dunia”,
“Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya bintang tersebut tidak dilempar untuk menandakan hidup matinya seseorang. Tetapi jika Allah yang Maha Berbarakah dan Mahatinggi nama-Nya berkehendak pada sesuatu yang akan terjadi. para malaikat pemikul Arsy bertasbih, lalu bertasbih pula para malaikat penghuni langit yang di bawahnya, sehingga tasbih tersebut bisa didengar oleh para malaikat penghuni langit dunia. Kemudian para malaikat penghuni langit yang di bawahnya bertanya kepada para malaikat pemikul Arsy, ‘Apa yang telah disampaikan Rabb kalian?’ Lalu mereka memberitahu para malaikat yang bertanya tersebut. Ketika itu, para malaikat penghuni tujuh langit saling bertanya tentang hal itu, sehingga kabar tersebut sampai ke langit dunia. Maka jin-jin pun mencuri dengar berita tersebut, lalu menyampaikannya kepada majikan-majikan mereka (para dukun). Oleh karenanya, para jin itu dilempar dengan bintang tersebut. Sedangkan berita yang mereka sampaikan kepada para dukun itu benar adanya dan akan terjadi, namun oleh para dukun tersebut, berita itu didramatisir dan ditambah-tambahi dengan berbagai kebohongan.”
حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا هِشَامٌ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح و حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
سَأَلَ أُنَاسٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ إِنَّهُمْ لَيْسُوا بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا قَالَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيُقَرْقِرُهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ كَقَرْقَرَةِ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيهِ أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ
Telah mengabarkan kepadaku Yahya bin Urwah bin Zubair bahwa dia mendengar Urwah bin Az Zubair, Aisyah radhiallahu’anhuma berkata, “Beberapa orang bertanya Nabi ﷺ tentang dukun, beliau menjawab, “Mereka tidak ada apa-apanya.” Para sahabat berkata lagi, “Wahai Rasulullah, namun terkadang mereka berbicara sesuatu dan menjadi benar.” Nabi ﷺ kemudian berkata, “Ucapan yang benar itu adalah hasil curian jin, lalu oleh jin diperdengarkan ke telinga wali-walinya sebagaimana ayam betina bersuara, lantas mereka tambahai dengan seratus kebohongan.” (HR. Bukhari No. 7006)
Berkaitan dengan Akhir Zaman lainnya