Kabilah-Kabilah yang diajak Rasulullah Memeluk Agama ISLAM
Sejarah Rasulullah dalam menyiarkan dakwah pada kabilah-kabilah Arab penuh dengan kesabaran dan perjuangan, dikutip dari buku Sirah Nabawiyah, oleh Ar-Rahiq al-Makhtum, Qisthi Press, Dalam suatu riwayat, Az-Zuhri menjelaskan, kabilah yang pernah didatangi oleh Rasulullah ﷺ dan ditawari Islam secara langsung di antaranya Bani Amir bin Sha’sha’ah, Muharib bin Khashafah, Fazarah, Ghassan, Murrah, Hanifah, Sulaim, Abs, Bani Nashr, Banil Bakka’, Kindah, Kalb, Harits bin Ka’ab, Udzrah, dan Hadhramah. Namun tidak satu pun yang memenuhi panggilan beliau.
Kabilah-kabilah yang disebutkan oleh az-Zuhri itu tidak menerima dakwah Islam pada satu tahun atau satu kali musim haji saja. Penolakan mereka terjadi sejak tahun ke-4 kenabian sampai musim haji terakhir sebelum hijrah. Riwayat sejarah memang tidak menyebut dakwah itu pada tahun keberapa dan kepada kabilah yang mana. Namun, mayoritas riwayat menceritakannya terjadi pada tahun ke-10 kenabian.
Adapun cara-cara dakwah Islam terhadap kabilah-kabilah ini dan bagaimana penolakan mereka dilukiskan oleh Ibnu Ishaq sebagai berikut.
1. Bani Kalb
Rasulullah ﷺ mendatangi sesepuh mereka, Bani Abdullah, dan menyeru mereka ke jalan Allah. Beliau tawarkan sendiri ajaran itu kepada mereka, bahkan beliau berkata,
“Wahai Bani Abdullah, sesungguhnya Allah telah mengharumkan nama ayah kalian.”
Namun, mereka tetap menolak seruan Rasulullah ﷺ.
2. Bani Hanifah.
Rasulullah ﷺ langsung mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau mengajak mereka beriman kepada Allah dan memperkenalkan sendiri ajaran itu kepada mereka. Namun, tidak ada penolakan yang lebih buruk daripada yang mereka lakukan.
3. Bani Amir bin Sha’sha’ah.
Beliau menyeru mereka untuk beriman kepada Allah dan memperkenalkan ajaran itu kepada mereka. Seorang dari mereka, Baiharah bin Firas, berkata, “Demi Allah, kalau saja aku boleh menculik lelaki ini dari Quraisy, tentu dia akan menjadi santapan empuk bangsa Arab.” Dia bertanya, “Bagaimana pendapatmu jika kita berjanji untuk membela agamamu, lalu Allah memberikan kemenangan kepadamu atas para penentangmu, apakah kami masih punya kedudukan setelah itu?” Rasulullah menjawab, “Kedudukan itu tergantung kehendak Allah. Dia memberikannya kepada siapa pun yang Dia kehendaki.” Maka Baiharah berkata, “Apakah kami harus menyerahkan leher kami kepada bangsa Arab, lalu jika Allah memberimu kemenangan, kedudukan itu menjadi milik orang-orang selain kami? Kami sama sekali tidak punya urusan untuk membantu kepentinganmu!” Jelasnya mereka mengabaikan ajakan Nabi ﷺ
Sepulang haji, Bani Amir menceritakan kejadian itu kepada seorang tetua mereka yang tidak ikut berhaji karena usianya yang sudah lanjut, “Kami didatangi oleh seorang lelaki Quraisy dari Bani Muththalib. Dia mengaku sebagai nabi. Dia mengajak kami untuk melindunginya, berdiri bersamanya, dan bersedia mengajaknya ke negeri kita.” Maka tetua tadi meletakkan tangannya di atas kepala seraya berkata, “Wahai Bani Amir, apakah ada yang kehilangan? Apakah ada yang ia cari di sini? Demi Dzat yang jiwa seseorang dalam genggaman-Nya, keturunan Ismail itu sama sekali tidak membual. Apa yang dia sampaikan benar adanya.”
wallahu a’lam
Kisah-kisah Lain